Makalah Kesehatan
Banjir Surut Wabah Penyakit Mengancam
Lingkungan jorok akibat banjir menjadi sarang virus. Masyarakat harus
bersih-bersih guna menghindari serangan penyakit.
Sudah jatuh ketiban tangga pula. Itulah yang
dialami Indira Rahmawati saat banjir mengepung Kota Bekasi pertengahan Januari
lalu. Bencana itu tak hanya merendam rumahnya di Perumnas III. Setelah banjir
surut, anaknya terserang penyakit. “Anak saya sempat demam. Badannya panas,”
tutur Dira, panggilan akrabnya.
Tak hanya keluarga Dira yang merasakan serangan
penyakit pascabanjir. Komisi Perlindungan Anak Kota Bekasi mencatat sedikitnya
150 anak dan balita di Kota Bekasi terserang penyakit setelah banjir melanda
wilayah tersebut. Mereka mengidap penyakit seperti gatal-gatal, diare, serta
infeksi saluran napas.
Banjir memang menyisahkan bibit penyakit.
Rinaldi, dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Citra Harapan mengatakan
wabah penyakit meningkat pasca-banjir akibatnya joroknya lingkungan. Di
antaranya diare, tipes hingga leptospirosis. Umumnya virus penyakit tersebut
menyebar melalui air dan makanan.
Rinaldi menjelaskan virus penyakit tersebut
bermunculan akibat sanitasi yang kurang baik atau kotor. Meski demikian,
penyakit tersebut tak hanya terjadi pasca-banjir. Hanya saja umumnya, banjir
membuat banyak sanitasi yang rusak dan sampah berserakan di mana-mana sehingga
menjadi sarang virus penyakit.
Lingkungan jorok juga dapat menyebabkan penyakit
hepatitis A akut. Penularan virus penyakit tersebut melalui kotoran tikus,
mirip penyebaran virus leptospirosis. Gejalanya pun sama. Suhu badan meningkat
akibat likosit dalam darah meningkat. Biasanya populasi tikus meningkat saat
pasca-banjir karena lingkungan jorok.
Rinaldi mengatakan, penyakit-penyakit tersebut
dapat dihindari dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Karenanya,
pasca-banjir lingkungan harus dibersihkan tanpa harus menunggu bantuan
pemerintah. “Pastikan lingkungan rumah seperti sanitasi bersih. Jangan ada
sampah yang menumpuk,” tuturnya.