KENALI KEGANASAN NASOFARING & LARING ( Pita Suara )
Pengertian Karsinoma Nasofaring
Karsinoma nasofaring (
nasopharyngeal carcinoma / NPC ) adalah jenis
kanker pada tenggorokan (faring) yang mincul di area nasofaring, yaitu area
belakang hidung dan area belakang langit-langit tenggorokan. Saat bernapas
melalaui hidung, aliran udara yang anda hirup akan masuk melawati hidung ke
tenggorokan lalu ke nasofaring hingga akhirnya ke paru-paru. Kanker ini
tergolong jarang terjadi jika dibandingkan dengan kanker pada kepala atau leher
lainnya.
Selain dinasofaring, kanker
faring juga dapat muncul pada area orofaring ( dasar lidah, tonsil, dan
permukaan bawah langit-langit mulut ) dan hipofaring ( sinus, piriformis, area
setelah tulang krikoid dan dinding belakang faring ). Kasus kanker ini lebih
banyak ditemukan pada orang-orang di kawasan Asia Tenggara.
Penyebab Karsinoma Nasifaring
Seperti kanker pada umumnya,
kanker karsinoma disebabkan oleh adanya mutasi gen yang menyebabkan sel
berkembang di luiar kendali dan menginvasi jaringan di sekitarnya yang kemudian
dapat menyebar ke bagian tubuh lain ( metastase ). Penyebab mutasi gen ini
belum diketahui hingga saat ini.
Kasinoma nasofaring memiliki
beberapa factor risiko yang bisa membuat seseorang lebih berisiko tentang penyakit ini, seperti
Virus Epstein-Barr. Akan tetapi pemicu pasti
penyakit ini belum ditemukan. Oleh karena itu, pada sebagian kasus,
seseorang dapat terhindar dari kondisi ini walaupun memiliki semua factor
risiko pada dirinya, sementara pada kasus lain terjadi sebaliknya. Beberapa
factor risiko karsinoma nasofaring, yaitu :
Ø Etnis.
Kasus Karsinoma nasofaring lebih banyak ditemukan pada orang yang tinggal di
Cina, Afrika bagian utara, Asia tenggara, dan bangsa Inut di Alaska. Walau
demikian, warga Asia yang dilahirkan di Amerika tidak memiliki risiko setinggi
warga Asia yang berimigrasi ke Amerika.
Ø Keluarga
dengan riwayat kanker nasofaring.
Ø Usia.
Penyakit ini paling umum ditemukan pada orang dewasa yang berusia antara 30-50
tahun.
Ø Jenis
Kelamin. Penyakit ini paling umum ditemukan pada laki-laki dibandingkan
perempuan.
Ø Uap
masakan dari makanan yang diawetkan dengan teknik pengasinan yang masuk ke
rongga hidung dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring, seperti ikan asin
dan asinan sayuran. Risiko akan bertambah tinggi jika pasien sudah terpapar zat
kimia ini sejak usia dini.
Ø Bekerja
dilingkungan yang membat anda selalu menghirup serbuk kayu dan zat kimia formaldehyde.
Ø Virus
Epstein-Barr. Virus yang merupakan bagian dari keluarga virus herpes
inimemiliki gejala yang menyerupai pilek. Selain karsinoma nasofaring,
penderita yang terjangkit infeksi virus ini juga dapat terkena infeksi
mononucleosis. Selain kanker nasofaring, virus Epstein-Barr juga dikaitkan
dengan jenis kanker lain yang langka.
Gejala Karsinoma
Nasofaring
Tidak mudah untuk mengetahui
kemunculan dan gejala karsinoma nasofaring di stadium awal. Penyakit ini
biasanya mulai terlihat ketika pasien sudah berada pada stadium lanjut. Hal ini
dapat disebabkan oleh gejala karsinoma nasofaring pada stadium awal yang tidak
spesifik atau bahkan gejala bisa tidak muncul sama sekali.
Beberapa gejala Karsinoma
nasofaring yang umumnya dapat dikenali, Yaitu :
Ø Terdapat
benjolan pada leher akibat terjadi pembesaran kelenjar getah bening
Ø Darah
pada air liur
Ø Mimisan
Ø Trismus
( Susah membuka mulut akibat rahang tertahan atau otot rahang kaku )
Ø Pusing
Ø Hidung
Tersumbat
Ø Pendengaran
berkurang
Ø Infeksi
telinga dengan frekuensi yang lebih sering
Segara temui dokter jika
mengalami salah satu dari gejala-gejala diatas dan tidak kunjung membaik.
Buatlah catatan mengenai gejala, pertanyaan-pertanyaan terkait, dan tindakan
apa saja yang sudah dilakukan sebelum menemui dokter. Terangkan juga mengenai sejarah
penyakit Anda atau riwayat kesehatan keluarga agar dokter dapat lebih memahami
dan mengenali gejala yang anda alami sehingga mudah untuk mendapatkan
diagnosis.
Diagnosis Karsinoma Nasofaring
Diagnosa karsinoma nasofaring
terdiri dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk
mengetahui kondisi dan penyebaran ( stadium ) sel kanker.
Dokter mungkin akan menanyakan
gejala dan tanda yang dialami penderita, factor risiko, dan riwayat kesehatan
keluarga yang mungkin berhubungan dengan karsinoma faring.
Pemeriksaan fisik dilakukan
dengan mengecek keadaan fisik leher untuk meraba pembengkakan pada kelenjar
getah bening. Selain itu, pemeriksaan akan dimulai dari pemeriksaan fisik umum,
mulut, pemeriksaan menyeluruh pada area kepala dan leher. Dokter juga dapat
menggunakan kamera untuk melihat ke dalam nasofaring pasien. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan metode endoskopi melalui hidung setelah pembiusan local untuk
mencari kejanggalan pada kondisi nasofaring. Jika belum terdapat data-data pendukung
diagnosis yang cukup, dokter akan mengambil contoh jaringan dengan metode yang
sama untuk memastikan adanya sel kanker di laboratorium.
Beberapa pemeriksaan tambahan
mungkin akan dilakukan begitu diagnosis karsinoma nasofaring didapatkan.
Pemeriksaan ini terdiri dari CT Scan, MRI Scan, X-ray, dan tes pencitraan PET ( Positron emission tomography ).
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut
ditunjukan untuk mencari tahu tahapan penyebaran sel kanker yang dimulai dari
stadium I hingga stadium IV. Tahapan ini akan membantu menentukan rencana
pengobatan dan peluang kesembuhan pasien. Stadium rendah menunjukkan ukuran
kanker yang kecil dan masih berada di area nasofaring. Namun stadium tinggi
menandakan bahwa kanker telah menyebar ke luar nasofaring, bisa ke leher atau
area tubuh lain.
Pengobatan Karsinoma Nasofaring
Pengobatan karsinoma
nasofaring atau kanker karsinoma melibatkan beberapa jenis terapi, seperti
kemoterapi, radiasi, atau gabungan keduanya. Tiap pilihan terapi memiliki
kelebihan dan keuntungan tersendiri yang dapat didiskusikan secara langsung
dengan dokter yang menangani kondisi pasien.
Sebuah rencana pengobatan
dapat dibuat berdasarkan stadium, tujuan pengobatan, kondisi kesehatan pasien,
dan efek samping pengobatan yang dapat ditoleransi oleh pasien.
Beberapa jenis pengobatan yang
mungkin dilakukan adalah :
Ø Terapi
radiasi
Radiasi X-ray
atau proton berkekuatan tinggi diarahkan langsung ke bagian tubuh yang menjadi
target penyinaran untuk membunuh sel kanker atau tumor pada nasofaring. Terapi
radiasi ini dinamakan external beam
radiation ( radiasi cahaya exsternal ). Efeksamping yang mungkin
ditimbulkan adalah kulit kemerahan yang bersifat sementara, mulut kering, dan
berkurang nya fungsi pendengaran. Tetapi radiasi yang di kombinasikan dengan
obat-obatan kemoterapi dapat menyebabkan efeksamping berupa radang pada mulut
dan tenggorokan sehingga pasien dapat mengalami kesulitan ketika makan.
Terapi sinar
radiasi lainnya yang digunakan adalah brachytherapy
yang umum nya digunakan pada kasus karsinoma nasofaring yang kambuh. Terapi ini dilakukan dengan cara
menempatkan kabel beraliran radioaktif sangat dekat atau langsung pada tumor.
Ø Kemoterapi
Terapi yang
menggunakan obat-obatan sebagai pembasmi sel kanker ini dapat diberikan dalam
bentuk pil, disuntikkan melalui pembuluh nadi, atau keduanya.
Jenis, dosis,
dan efek samping dari obat-obatan kemoterapi akan bergantung dari jenis obat
yang diberikan oleh dokter. Terapi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :
Ø Kemoterapi sebelum terapi radiasi, atau
kemoterapi neoajuvan, yaitu pemberian obat-obatan kemoterapi sebelum terapi
radiasi atau terapi kemoradiasi. Tingkat kesuksesan tarapi ini masih perlu
diteliti lebih lanjut.
Ø Kemoterapi bersamaan dengan terapi radisi, atau
terapi kemoradiasi, yaitu pemberian obat-obatan pembasmi kanker secara
bersamaan dengan radiasi untuk meningkatkan evektivitas terapi radiasi. Efek
samping yang mungkin muncul adalah gabungan dari efek samping kedua jenis
terapi ini hingga pasien berkemungkinan sulit untuk menleransi dampaknya.
Ø Kemoterapi setelah terapi radiasi, Yaitu
pemberian obat-obatan pembasmi kanker setelah terapi radiasi atau kemoradiasi
untuk membasmi sisa-sisa sel kanker dalam tubuh pasien termasuk yang sudah
menyabar ke tubuh lain. Metode ini masih menuai kontroversi tentang apakah
pengobatan kemoterapi tambahan memang memperbaiki peluang kesembuhan dari
pasien karsinoma nasofaring. Pada umum nya, efek samping yang berat dan sulit
untuk ditoleransi pasien menjadi penyebab pengobatan ini harus dihentikan.
Ø Pembedahan
Terapi
pembedahan jarang dilakukan pada kasus karsinoma faring. Pembedahan biasanya
dilakukan untuk mengangkat nodus limfa yang sudah diinvasi sel kanker.
Dokter akan
memindahkan sel kanker tersebut dengan cara membuat irisan pada langit-langit
mulut pasien.
Pengobatan
radioterapi karsinoma nasofaring dapat memicu mulut kering yang membuat pasien
merasa tidak nyaman saat menelan makanan. Komplikasi pengobatan ini juga dapat
memicu infeksi yang berisiko berdampak kepada kesehatan mulut dan gigi. Pasien
yang memiliki kondisi mulut kering ( xerostomia ) mungkin akan mendapatkan
rekomendasi perawatan maupun diet makanan untuk mengurangi memburuknya gejala
yang dialami, dari dokter atau mengatasi masalah-masalah tersebut, yaitu :
Ø Berkumur
dengan larutan garam dengan air hangat setelah makan. Gunakan campuran dari air
hangat, garam, dan baking soda sebagai
campuran cairan kumur.
Ø Perbanyak
minum air putih untuk menjaga kelembapan mulut. Anda juga bisa mengunyah permen
atau permen karet bebas gula untuk merangsang kelenjar ludah menghasilkan air
liur.
Ø Perbanyak
konsumsi makanan yang basah. Anda bisa menambahkan kuah, kaldu, mentega, atau
susu pada makanan yang kering.
Ø Hindari
makanan yang asam, pedas, dan minuman yang tidak baik lagi kesehatan mulut,
seperti minuman berkafein dan beralkohol.
Komplikasi Karsinoma Nasofaring
Beberapa komplikasi yang bisa
terjadi jika tidak segera mengobati karsinoma nasofaring, yaitu :
Ø Kanker
yang mengganggu jaringan sekitar. Kanker nasofaring yang tumbuh terlalu besar
dapat mengganggu struktur di sekitarnya seperti tenggorokan, otak, dan tulang.
Ø Meluasnya
pertumbuhan sel kanker ( metastase ) sehingga merusak atau memengaruhi jaringan
pada tenggorokan, tulang, dan otak.
Pencegahan Karsinoma Nasofaring
Pencegahan karsinoma
nasofaring dapat di mulai dengan megurangi risiko anda mengembangkan kondisi
ini dalam tubuh, yaitu dengan menghindari kebiasaan yang berhubungan dengan
pemicu kanker karsinoma. Misalnya, mengurangi konsumsi makanan yang diawetkan
menggunakan teknik pengasinan dan secara alami, tidak merokok, dan mengurangi
konsimsi alcohol.
Anda juga bisa membuat jadwal
pemeriksaan kesehatan rutin, seperti pemeriksaan darah untuk mendeteksi virus
Eostein-Barr. Pemeriksaan darah sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki
factor risiko tinggi terhadap penyakit ini. Salah satunya adalah tinggal di
daerah dengan angka kasus karsinoma faring yang tinggi.
Kanker Nasofaring – Definisi, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Mungkin tidak banyak yang tahu
apa itu kanker nasofaring, Karena penyakit yang satu ini merupakan jenis kanker
yang tergolong jarang dalam kelompok kanker kepala dan leher ( Head and neck
cancer ). Namun demikian, tidak ada salahnya jika kita ketahui ari sekarang,
karena pengetahuan ini tidaklah akan sia – sia, bahkan bisa bermanfaat untuk
diri kita maupun orang lain. Kaker Nasofaring adalah jenis kanker atau tumor
ganas yang tumbuh pada nasofaring. Nasofaring adalah bagian sistem pernafasan
yang terdiri dari dua kata Naso yang berarti hidung dan Faring yang berarti
tenggorokan. Jadi Nasofaring adalah hudung bagian dalam ( bagian belakang )
hingga ke tenggorokan.
Mengetahui pengetahuan dasar
ini sangatlah penting, karena akan terkait dengan cirri-ciri atau gejala kanker
nasofaring itu sendiri.
Gejala Kanker Nasofaring
Ciri – cirri atau Tanda –
tanda kanker nasofaring yang dapat kita amati yaitu kesulitan bernapas karena
penyempitan pada daerah nasofaring, tentunya juga gangguan berbicara dengan produksi suara yang terdengar
sengau, selain itu bisa juga terdapat gangguan pendengaran.
Selain gejala utama kanker
nasofaring diatas, cermati juga tanda-tanda berikut ini yang mengharus kan Anda
untuk periksa ke dokter :
·
Terdapat benjolan di hidung atau leher
·
Sakit tenggorokan, kesulitan bernapas atau
berbicara termasuk suara serak
·
Mimisan atau keluar darah dari hidung (
epistaksis )
·
Gangguan pendengaran
·
Infeksi telinga yang harus datang kembali
·
Nyeri pada telinga atau telinga berdenging
·
Sakit kepala
·
Pandangan kabur atau ganda
·
Wajah nyeri atau mati rasa
·
Hidung tersumbat
Jika diperhatikan, cirri-ciri
diatas mirip juga dengan gejala kanker tenggorokan mengingat kanker adalah
suatu jenis penyakit yang kronis, maka sudah barang tentu bahwa gejala yang muncu
di atas akan dirasakan dalam kurun waktu yang lama atau sering terjadi.
Penyebab Kanker Nasofaring
Hingga saat ini belum
diketahui penyebab pasti kanker nasofarin. Namun, kanker ini sangat erat
kaitannya dengan virus Epstein-Barr ( EBV ). Meskipun pada infeksi EBV umum,
artinya tidak semua orang yang terinfeksi EBV akan mengembangkan kanker
nasofaring.
Disamping itu, ada beberapa
faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan terkena kanker nasofaring,
Yaitu :
·
Laki-laki Usia di bawah 55 tahun
·
Sering makan makanan yang asin
·
Memiliki riwayat keluarga kanker nasofaring
·
Perokok
·
Peminum Alkohol
·
Terpapar debu atau bahan kimia yang mengandung
formaldehid
Pengobatan Kanker Nasofaring
Jenis pengobatan akan
disesuaikan dengan
·
Lokasi tumor
·
Tahap tumor
·
Kesehatan pasien secara keseluruhan
Modalitas pengobatan Kanker
Nasofaring meliputi :
·
Terapi Radiasi.
·
Pengobatan standar awal operasi atau pembedahan
·
Obat biologis. Meningkatkan sistem daya tahan
tubuh untuk membunuh sel kanker contohnya Bevacizumab.
·
Kemoterapi. Penggunaan obat yang membunuh
sel-sel kanker.
Bagai mana cara mencegah Kanker nasofaring ?
Kanker ini dapat dicegah
dengan cara menurunkan faktor risikonya, yakni :
·
Makan makanan yang kaya akan buah-buahan dan
sayuran
·
Hindari ikan asin atau makanan yang mengandung
kadar garam tinggi lainnya
·
Jangan merokok
·
Jangan minum alcohol berlebihan
Mencegah lebih baik dari pada
mengobati, begitu pula dengan kanker nasofaring ini.