Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Paru dan Saluran Napas
Merokok merupakan kebiasaan berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai
penyakit di tubuh manusia. Banyak penelitian melaporkan bahaya merokok bagi
kesehatan di seluruh dunia termasuk Indonesia, namun hingga kini tetap saja
banyak orang yang tidak bisa atau tidak mau berhenti merokok dengan berbagai
macam alasan. Berdasarkan data The Tobacco Atlas tahun 2015, setiap
tahun lebih dari 217.400 penduduk Indonesia yang meninggal dikarenakan penyakit
terkait rokok dengan lebih dari 2,6 juta anak dan 53,7 juta orang dewasa yang
tetap merokok setiap hari di Indonesia. Sebanyak 57,1% laki-laki dewasa dan
3,6% perempuan dewasa serta 41% anak laki-laki dan 3,5% anak perempuan
dilaporkan merokok setiap hari di Indonesia, suatu angka yang cukup besar
dibandingkan negara-negara berpendapatan sedang lainnya.
Pajanan jangka panjang dari rokok dapat menyebabkan seorang perokok dapat
mengalami kanker, penyakit jantung, stroke, emfisema, bronkitis kronik,
obstruksi saluran napas kronik dan diabetes sehingga meningkatkan angka
kesakitan dan angka kematian. Merokok juga menyebabkan penurunan status
kesehatan secara umum serta meningkatkan biaya pelayanan kesehatan jangka
panjang dikarenakan berbagai efek berbahaya rokok bagi tubuh.
Asap rokok terdiri dari lebih dari 7.000 zat kimia dengan lebih dari 70 zat
diantaranya diketahui merupakan karsinogen (zat yg dapat memicu terjadinya
kanker). Banyak zat kimia tersebut dapat mengiritasi saluran napas dan paru.
Beberapa contoh zat berbahaya yang terkandung dalam rokok adalah metanol (bahan
bakar roket), karbon monoksida (asap knalpot), arsen (racun), metan (gas
beracun), asam asetik (cuka), butan (cairan pematik), kadmium (baterai), asam
stearik (lilin), hexamin (pematik api), toluen (pelarut industri), nikotin
(insektisida), amonia (pembersih toilet) dan cat. Gangguan kesehatan yang
terjadi karena rokok banyak dihubungkan dengan hasil efek pembakaran tembakau
dan zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi perokok dan orang-orang disekitarnya
(dikenal sebagai perokok pasif). Jadi, merokok tidak hanya membahayakan
kesehatan perokok namun juga keluarga dan orang disekitarnya.
Merokok dapat menyebabkan penyakit di paru dengan merusak saluran napas dan
kantung udara kecil (alveoli) yang terdapat di dalam kedua paru manusia.
Kerusakan ini sudah dimulai sejak awal merokok dan fungsi paru akan semakin
menurun seiring dengan semakin lamanya anda merokok. Namun, proses ini dapat
memakan waktu bertahun-tahun sebelum menjadi masalah signifikan yang mulai
diperhatikan oleh perokok. Sayangnya, umumnya saat gejala dan keluhan yang
dirasakan sudah semakin signifikan, kerusakan yang terjadi di dalam paru dan
saluran napas sudah cukup luas dan memerluan pengobatan yang tidak murah.
Penyakit paru yang terutama disebabkan oleh merokok termasuk adalah
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang meliputi bronkitis kronik dan
emfisema. Risiko terjadinya PPOK semakin meningkat dengan semakin banyaknya
jumlah rokok yang dihisap dan semakin lamanya kebiasaan merokok. Penyakit ini
akan memburuk seiring waktu dan tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya
100%. Perokok memiliki risiko 12-13 kali lipat untuk meninggal karena PPOK
dibandingkan dengan bukan perokok.
Bronkitis kronik adalah salah satu kelainan PPOK
dengan saluran napas yang memproduksi terlalu banyak mukus atau dahak sehingga
memaksa pasien untuk membatukkan dahak keluar. Pada kelainan ini, saluran napas
akan menjadi terinflamasi (membengkak) dan keluhan batuk menjadi kronik
(berjangka panjang). Keluhan ini dapat membaik pada waktu-waktu tertentu namun
akan tetap kembali muncul. Seiring perjalanan waktu, saluran napas akan
dilapisi oleh jaringan parut dan dahak serta dapat menyebabkan infeksi paru
yang lebih berat.
Emfisema adalah tipe lain PPOK dimana dinding-dinding di antara
kantung-kantung udara kecil di dalam paru akan rusak dan menyebabkan
terbentuknya kantung udara yang lebih besar namun sedikit. Kerusakan ini
menurunkan jumlah oksigen yang akan masuk ke darah dan ke seluruh tubuh.
Keluhan yang dirasakan adalah sulit bernapas hingga sesak napas yang seiring
dengan perjalanan penyakit akan menyebabkan usaha bernapas yang berat bagi
pasien baik saat aktivitas maupun saat beristirahat.
Jika anda memiliki asma, pajanan asap rokok dapat memicu terjadinya
serangan asma atau bahkan memperberat serangan asma yang sedang terjadi.
Pajanan asap rokok ini berbahaya baik bagi penderita asma yang merokok atau
orang-orang sekitar yang terkena pajanan asap rokok tersebut. Pada pasien yang
memiliki riwayat asma, tidak disarankan untuk merokok karena dapat memperberat
penyakit asma mereka.
Bahaya lain yang disebabkan oleh merokok adalah peningkatan risiko
terjadinya kanker terutama kanker paru. Perokok laki-laki memiliki risiko 25
kali lipat mengalami kanker paru dan perokok perempuan memiliki risiko 25,7
kali lipat mengalami kanker paru dibandingkan laki-laki/perempuan yang bukan
perokok. Merokok juga dapat menyebabkan kanker di berbagai organ tubuh anda
yaitu darah, leher rahim, kolon dan rektum, esofagus, ginjal dan saluran kemih,
pita suara, hati, tenggorokan, pankreas, lambung serta paru dan saluran
pernapasan. Kanker dapat terjadi di berbagai organ tubuh dengan keluhan dan
gejala yang bervariasi tergantung lokasi dan derajat kanker tersebut.
Berhenti merokok dapat menurunkan semua risiko yang telah dijelaskan
sebelumnya. Semakin cepat dan semakin lama anda berhenti merokok, semakin besar
manfaat yang anda rasakan bagi kesehatan tubuh. Satu tahun berhenti merokok
akan menurunkan risiko serangan jantung secara signifikan. Dalam waktu 2-5
tahun berhenti merokok akan menurunkan risiko stroke hingga sama dengan bukan
perokok. Dalam waktu 5 tahun berhenti merokok, risiko kanker mulut,
tenggorokan, esofagus dan saluran kemih akan turun 50%. Dalam waktu 10 tahun
berhenti merokok, risiko kanker paru akan turun sebanyak 50%.
Bagi anda yang belum pernah merokok namun tertarik, ada baiknya anda
hapuskan niat tersebut dan gantilah kebiasaan anda ke arah yang lebih sehat dan
positif. Bagi anda yang masih merokok,
segera berusaha berhenti merokok secepat mungkin sebelum terjadi gangguan
dan/atau penyakit terutama pada paru dan saluran napas anda. Sebaiknya anda
datang berobat ke dokter Spesialis Paru untuk edukasi dan penanganan lebih
lanjut.
Bekasi, 31 Mei 2017
Dr. Rizky Andriani, Sp.P, FAPSR